Monday, May 31, 2010

Fakta Geografi

1. Greenwich dikenali kerana Garisan Meridian Pangkal (GMP) dilukis melaluinya. Greenwich merupakan tapak asal 'Greenwich Royal Observatoty'.

2. Antipodes bererti kawasan yang bertentangan letaknya pada muka bumi. Contoh : Malaysia dan Ecuador adalah berantipodes.

3. Berikut adalah daftar puncak gunung tertinggi di dunia:
  1. Gunung Everest, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 29,035 ft / 8,850 m.
  2. K2 (Godwin Austen), pegunungan Karakoram, Pakistan/China, 28,250 ft / 8,611 m.
  3. Kangchenjunga, pegunungan Himalaya, India/Nepal, 28,169 ft / 8,586 m.
  4. Lhotse, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,940 ft / 8,516 m.
  5. Makalu I, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 27,766 ft / 8,463 m.
  6. Cho Oyu, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 26,864 ft / 8,188 m.
  7. Dhaulagiri, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,795 ft / 8,167 m.
  8. Manaslu I, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,781 ft / 8,163 m.
  9. Nanga Parbat, pegunungan Himalaya, Pakistan, 26,660 ft / 8,125 m.
  10. Annapurna, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,545 ft / 8,091 m.
  11. Gasherbrum I, pegunungan Karakoram, Pakistan/China, 26,470 ft / 8,068 m.
  12. Puncak Broad, pegunungan Karakoram, Pakistan/China, 26,400 ft / 8,047 m.
  13. Gasherbrum II, pegunungan Karakoram, Pakistan/China, 26,360 ft / 8,035 m.
  14. Shishapangma (Gosainthan), pegunungan Himalaya, Tibet, 26,289 ft / 8,013 m.
  15. Annapurna II, pegunungan Himalaya, Nepal, 26,041 ft / 7,937 m.
  16. Gyachung Kang, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,910 ft / 7,897 m.
  17. Distaghil Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,858 ft / 7,882 m.
  18. Himalchuli, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,801 ft / 7,864 m.
  19. Nuptse, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,726 ft / 7,841 m.
  20. Nanda Devi, pegunungan Himalaya, India, 25,663 ft / 7,824 m.
  21. Masherbrum, pegunungan Karakoram, Kashmir, 25,660 ft / 7,821 m.
  22. Rakaposhi, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,551 ft / 7,788 m.
  23. Kanjut Sar, pegunungan Karakoram, Pakistan, 25,461 ft / 7,761 m.
  24. Kamet, pegunungan Himalaya, India/Tibet, 25,446 ft / 7,756 m.
  25. Namcha Barwa, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,445 ft / 7,756 m.
  26. Gurla Mandhata, pegunungan Himalaya, Tibet, 25,355 ft / 7,728 m.
  27. Ulugh Muztagh, Kunlun, Tibet, 22,877 ft / 6,973 m.
  28. Kungur, Muztagh Ata, China, 25,325 ft / 7,719 m.
  29. Tirich Mir, Hindu Kush, Pakistan, 25,230 ft / 7,690 m.
  30. Saser Kangri, pegunungan Karakoram, India, 25,172 ft / 7,672 m.
  31. Makalu II, pegunungan Himalaya, Nepal, 25,120 ft / 7,657 m.
  32. Minya Konka (Gongga Shan), pegunungan Daxue, China, 24,900 ft / 7,590 m.
  33. Kula Kangri, pegunungan Himalaya, Bhutan, 24,783 ft / 7,554 m.
  34. Chang-tzu, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,780 ft / 7,553 m.
  35. Muztagh Ata, pegununganMuztagh Ata, China, 24,757 ft / 7,546 m.
  36. Skyang Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,750 ft / 7,544 m.
  37. Puncak Ismail Samani (dulu Puncak Stalin dan Puncak Komunis), pegunungan Pamir Tajikistan, 24,590 ft / 7,495 m.
  38. Puncak Jongsong, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,472 ft / 7,459 m.
  39. Puncak Pobeda, Tien Shan, Kyrgyzstan, 24,406 ft/ 7,439 m.
  40. Sia Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 24,350 ft / 7,422 m.
  41. Puncak Haramosh, pegunungan Karakoram, Pakistan, 24,270 ft / 7,397 m.
  42. Istoro Nal, pegunungan Hindu Kush, Pakistan, 24,240 ft / 7,388 m.
  43. Puncak Tent, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,165 ft / 7,365 m.
  44. Chomo Lhari, pegunungan Himalaya, Tibet/Bhutan, 24,040 ft / 7,327 m.
  45. Chamlang, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,012 ft / 7,319 m.
  46. Kabru, pegunungan Himalaya, Nepal, 24,002 ft / 7,316 m.
  47. Alung Gangri, pegunungan Himalaya, Tibet, 24,000 ft / 7,315 m.
  48. Baltoro Kangri, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,990 ft / 7,312 m.
  49. Muztagh Ata (K-5), pegununganKunlun, China, 23,890 ft / 7,282 m.
  50. Mana, pegunungan Himalaya, India, 23,860 ft / 7,273 m.
  51. Baruntse, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,688 ft / 7,220 m.
  52. Puncak Nepal, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,500 ft / 7,163 m.
  53. Amne Machin, pegununganKunlun, China, 23,490 ft / 7,160 m.
  54. Gauri Sankar, pegunungan Himalaya, Nepal/Tibet, 23,440 ft / 7,145 m.
  55. Badrinath, pegunungan Himalaya, India, 23,420 ft / 7,138 m.
  56. Nunkun, pegunungan Himalaya, Kashmir, 23,410 ft / 7,135 m.
  57. Puncak Lenin, pegunungan Pamir, Tajikistan/Kyrgyzstan, 23,405 ft / 7,134 m.
  58. Pyramid, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,400 ft / 7,132 m.
  59. Api, pegunungan Himalaya, Nepal, 23,399 ft / 7,132 m.
  60. Pauhunri, pegunungan Himalaya, India/China, 23,385 ft / 7,128 m.
  61. Trisul, pegunungan Himalaya, India, 23,360 ft / 7,120 m.
  62. Puncak Korzhenevski, pegunungan Pamir, Tajikistan, 23,310 ft / 7,105 m.
  63. Kangto, pegunungan Himalaya, Tibet, 23,260 ft / 7,090 m.
  64. Nyainqentanglha, Nyainqentanglha Shan, China, 23,255 ft / 7,088 m.
  65. Trisuli, pegunungan Himalaya, India, 23,210 ft / 7,074 m.
  66. Dunagiri, pegunungan Himalaya, India, 23,184 ft / 7,066 m.
  67. Puncak Revolution, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,880 ft / 6,974 m.
  68. Aconcagua, pegunungan Andes, Argentina, 22,834 ft / 6,960 m.
  69. Ojos del Salado, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,664 ft / 6,908 m.
  70. Bonete, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,546 ft / 6,872 m.
  71. Ama Dablam, pegunungan Himalaya, Nepal, 22,494 ft / 6,856 m.
  72. Tupungato, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,310 ft / 6,800 m.
  73. Puncak Moscow, pegunungan Pamir, Tajikistan, 22,260 ft / 6,785 m.
  74. Pissis, pegunungan Andes, Argentina, 22,241 ft / 6,779 m.
  75. Mercedario, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,211 ft / 6,770 m.
  76. Huascarán, pegunungan Andes, Peru, 22,205 ft / 6,768 m.
  77. Llullaillaco, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 22,057 ft / 6,723 m.
  78. El Libertador, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  79. Cachi, pegunungan Andes, Argentina, 22,047 ft / 6,720 m.
  80. Kailas, pegunungan Himalaya, Tibet, 22,027 ft / 6,714 m.
  81. Incahuasi, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,720 ft / 6,620 m.
  82. Yerupaja, pegunungan Andes, Peru, 21,709 ft / 6,617 m.
  83. Kurumda, pegunungan Pamir, Tajikistan, 21,686 ft / 6,610 m.
  84. Galan, pegunungan Andes, Argentina, 21,654 ft / 6,600 m.
  85. El Muerto, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 21,463 ft / 6,542 m.
  86. Sajama, pegunungan Andes, Bolivia, 21,391 ft / 6,520 m.
  87. Nacimiento, pegunungan Andes, Argentina, 21,302 ft / 6,493 m.
  88. Illampu, pegunungan Andes, Bolivia, 21,276 ft / 6,485 m.
  89. Illimani, pegunungan Andes, Bolivia, 21,201 ft / 6,462 m.
  90. Coropuna, pegunungan Andes, Peru, 21,083 ft / 6,426 m.
  91. Laudo, pegunungan Andes, Argentina, 20,997 ft / 6,400 m.
  92. Ancohuma, pegunungan Andes, Bolivia, 20,958 ft / 6,388 m.
  93. Cuzco, pegunungan Andes, Peru, 20,945 ft / 6,384 m.
  94. Ausangate (Toro), pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,932 ft / 6,380 m.
  95. Tres Cruces, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,853 ft / 6,356 m.
  96. Huandoy, pegunungan Andes, Peru, 20,852 ft / 6,356 m.
  97. Parinacota, pegunungan Andes, Bolivia/Chili, 20,768 ft / 6,330 m.
  98. Tortolas, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,745 ft / 6,323 m.
  99. Chimborazo, pegunungan Andes, Ecuador, 20,702 ft / 6,310 m.
  100. Ampato, pegunungan Andes, Peru, 20,702 ft 6,310 m.
  101. El Condor, pegunungan Andes, Argentina, 20,669 ft / 6,300 m.
  102. Salcantay, pegunungan Andes, Peru, 20,574 ft / 6,271 m.
  103. Huancarhuas, pegunungan Andes, Peru, 20,531 ft / 6,258 m.
  104. Famatina, pegunungan Andes, Argentina, 20,505 ft / 6,250 m.
  105. Pumasillo, pegunungan Andes, Peru, 20,492 ft / 6,246 m.
  106. Solo, pegunungan Andes, Argentina, 20,492 ft / 6,246 m.
  107. Polleras, pegunungan Andes, Argentina, 20,456 ft / 6,235 m.
  108. Pular, pegunungan Andes, Chili, 20,423 ft / 6,225 m.
  109. Chañi, pegunungan Andes, Argentina, 20,341 ft / 6,200 m.
  110. McKinley (Denali), pegununganAlaska, Alaska, 20,341 ft / 6,200 m.
  111. Aucanquilcha, pegunungan Andes, Chili, 20,295 ft / 6,186 m.
  112. Juncal, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,276 ft / 6,180 m.
  113. Negro, pegunungan Andes, Argentina, 20,184 ft / 6,152 m.
  114. Quela, pegunungan Andes, Argentina, 20,128 ft / 6,135 m.
  115. Condoriri, pegunungan Andes, Bolivia, 20,095 ft / 6,125 m.
  116. Palermo, pegunungan Andes, Argentina, 20,079 ft / 6,120 m.
  117. Solimana, pegunungan Andes, Peru, 20,068 ft / 6,117 m.
  118. San Juan, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,049 ft / 6,111 m.
  119. Sierra Nevada, pegunungan Andes, Argentina, 20,023 ft / 6,103 m.
  120. Antofalla, pegunungan Andes, Argentina, 20,013 ft / 6,100 m.
  121. Marmolejo, pegunungan Andes, Argentina/Chili, 20,013 ft / 6,100 m.
4. Tahukah anda ...

5.

Monday, May 24, 2010

Ilmu Geografi

Istilah geografi untuk pertama kalinya diperkenalkan oleh Erastothenes pada abad ke 1. Menurut Erastothenes, geografi berasal dari kata geographica yang berarti penulisan atau penggambaran mengenai bumi. Berdasarkan pendapat tersebut, maka para ahli ilmu geografi (geograf) sependapat bahwa Erastothenes dianggap sebagai peletak dasar pengetahuan geografi.

Pada awal abad ke-2, muncul tokoh baru yaitu Claudius Ptolomaeus mengatakan bahwa ilmu geografi adalah suatu penyajian melalui peta dari sebagian dan seluruh permukaan bumi. Jadi Claudius Ptolomaeus mementingkan peta untuk memberikan informasi tentang permukaan bumi secara umum. Kumpulan dari peta Claudius Ptolomaeus dibukukan, diberi nama 'Atlas Ptolomaeus'.

Menjelang akhir abad ke-18, perkembangan ilmu geografi semakin pesat, dengan berkembangnya aliran fisis determinis dengan tokohnya yaitu seorang geograf terkenal dari USA yaitu Ellsworth Hunthington. Di Perancis faham posibilis terkenal dengan tokoh geografnya yaitu Paul Vidal de la Blache, sumbangannya yang terkenal adalah "Gen re de vie". Perbedaan kedua faham tersebut, kalau fisis determinis memandang manusia sebagai figur yang pasif sehingga hidupnya dipengaruhi oleh alam sekitarnya. Sedangkan posibilisme memandang manusia sebagai makhluk yang aktif, yang dapat membudidayakan alam untuk menunjang hidupnya.

Perlu Anda ketahui, Ilmu Geografi lebih dari sekedar kartografi, studi tentang peta. Ilmu ini tidak hanya menjawab apa dan dimana di atas muka bumi, tapi juga mengapa di situ dan tidak di tempat lainnya, yang kadang diartikan dengan "lokasi pada ruang." Hal ini dipelajari dalam Geografi, baik yang disebabkan oleh alam atau manusia. Juga mempelajari akibat yang disebabkan dari perbedaan yang terjadi.

Beberapa cabang ilmu geografi antara lain :

Geografi fisik

Cabang ini memusatkan pada geografi sebagai ilmu bumi, menggunakan biologi untuk memahami pola flora dan fauna global, dan matematika dan fisika untuk memahami pergerakan bumi dan hubungannya dengan anggota tata surya yang lain. Termasuk juga di dalamnya ekologi muka bumi dan geografi lingkungan.

Geografi manusia

Cabang geografi non-fisik juga disebut antropogeografi yang fokus sebagai ilmu sosial, aspek non-fisik yang menyebabkan fenomena dunia. Mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan wilayahnya dan manusia lainnya, dan pada transformasi makroskopis bagaimana manusia berperan di dunia. Bisa dibagi menjadi: geografi ekonomi, geografi politik, geografi sosial, geografi feminisme dan geografi militer.

Geografi manusia-lingkungan

Selama masa determinisme lingkungan, ilmu geografi bukan merupakan ilmu tentang hubungan keruangan, tetapi tentang bagaimana manusia dan lingkungannya berinteraksi. walaupun paham determinisme lingkungan sudah tidak berkembang, masih ada tradisi kuat di antara geografer untuk mengkaji hubungan antar manusia dengan alam. Terdapat dua bidang pada geografi manusia-lingkungan: ekologi budaya dan politik dan penelitian risiko-bencana.

Ekologi budaya dan politik

Ekologi budaya muncul sebagai hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Ilmu keberlanjutan (sustainability) kemudian tumbuh dari tradisi ini.

Penelitian risiko-bencana

Penelitian pada bencana dimulai oleh Gilbert F. Withe, yang mencoba memahami mengapa orang tinggal dataran banjir yang mudah terkena bencana.

Geografi sejarah

Cabang ilmu geografi ini mencari penjelasan bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini - banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.

Sumber : anneahira.com

Monday, May 3, 2010

Tokoh Geografi

1. Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi

Tokoh Abu Abdullah Muhammad Al-Idrisi (Arab: أبو عبد الله محمد الإدريسي; lahir 1099 Masihi di Ceuta, Sepanyol dan meninggal pada 1166 Masihi) merupakan salah seorang pakar sains Islam yang hidup di Sicily.

Sumbangan utama tokoh ini ialah menghasilkan peta bebola perak seberat 400 paun untuk Raja Roger II, lengkap dengan membahagikan dunia kepada 7 iklim, laluan perdagangan, teluk, tasik, sungai, bandar-bandar besar, bukit dan lembah serta gunung-ganang. Beliau juga mencatatkan jarak dan ketinggian sesuatu tempat dengan tepat.

Tokoh Geografi kurun ke-12 ini kemudiannya menghasilkan buku Nuzhah al Musytaq fi Ishtiraq al Afaq (Kenikmatan pada Keinginan Untuk Menjelajah Negeri-negeri) atau Roger's Book iaitu sebuah ensiklopedia geografi yang mengandungi peta dan informasi tentang negara Eropah, Afrika dan Asia. Buku ini mencatatkan perihal masyarakat, budaya, kerajaan dan cuaca negara-negara yang terdapat di dalam petanya. Beliau turut menggunakan semula garisan lintang dan garisan bujur yang diperkenalkan sebelumnya dalam peta yang dihasilkan. Beberapa abad lamanya, Eropah menggunakan peta Al Idrisi dan turut menggunakan hasil kerja ilmuwan ini ialah Christopher Columbus.

2. Al Ya'qubi.

Dalam kaitan ilmu geografi, sejarah mencatat seorang Muslim bernama al-Ya'qubi yang hingga kini pun karya-karya mereka masih menjadi bahan rujukan di bidang ilmu geografi. Dia hidup di Baghdad pada masa pemerintahan khalifah Abbasiyah, al-Mu'tamid (257 H/870 M - 279 H/892 M). Selain pakar pada bidang geografi, al-Ya'qubi juga dikenal sebagai seorang sejarawan dan pengembara.

Tidak diketahui secara pasti tanggal lahir dari tokoh bernama lengkap Ahmad bin Abi Ya'qub Ishaq bin Ja'far bin Wahab bin Waddih ini. Hanya yang jelas, kakeknya adalah seorang maula' (budak) khalifah Abbasiyah, al-Mansur.

Kariernya terbilang cukup cemerlang di kerajaan. Ia misalnya pernah menjadi sekretaris al-khalifah (negara) Abbasiyah. Ia juga sempat mengadakan pengembaraan panjang ke Armenia, Transoksania (Asia Tengah), Iran, India, Mesir, Hedzjaz (Hijaz) serta Afrika Utara. Dalam pengembaraannya tersebut banyak informasi mengenai sejarah dan geografi yang ia peroleh.

Berdasarkan pengalamannya pergi ke sejumlah negara, maka pada tahun 891 al-Ya'qubi menulis sebuah buku berjudul Kitab al-Buldan (Buku Negeri-negeri). Buku ini termasuk kitab yang tertua dalam sejarah ilmu geografi dunia. Karenanya, buku tersebut pun lantas diterbitkan kembali oleh sebuah penerbit di Leiden, Belanda, dengan mengambil judul Ibn Waddih qui dicitur al-Ya'qubi historiae.

Di samping itu, bagi negara-negara yang dikunjungi dan termuat dalam buku tadi, merupakan informasi kesejarahan tidak ternilai. Pada awal bukunya, al-Ya'qubi menerangkan secara terperinci kota Baghdad dan Samarra (utara Baghdad). Setelah itu berturut-turut ia menggambarkan mengenai negeri Iran, Semenanjung Arabia, Suriah, Mesir, Nubia (utara Sudan), Afrika Utara dan lainnya. Tak hanya mengenai geografi wilayah, buku itu juga menerangkan tentang keadaan sosial dan sejarah dinasti-dinasti yang sedang berkuasa di masing-masing negeri.

Ada satu buku karyanya lagi yang juga terkenal, yakni Tarikh al-Ya'qubi, buku ini pun sudah diterbitkan kembali di Leiden dalam dua jilid. Dalam bukunya al-Ya'qubi masih mempertahankan ciri khasnya, yakni kronologis yang akurat. Pada jilid pertama, difokuskan pada sejarah dunia kuno, seperti peristiwa-peristiwa yang berhubungan pada penciptaan alam semesta, Nabi Adam AS dan putra-putranya, peristiwa banjir besar pada zaman Nabi Nuh AS dan masih banyak lagi. Kemudian ia melukiskan sejarah kerajaan-kerajaan kuno, semisal Assyria, Babylonia, Abessinia, India, Yunani, Romawi, Persia, Cina, Armenia dan lain-lain. Dalam setiap kali melukiskan kerajaan-kerajaan itu, dia kerap mengdeskripsikan keterangan geografis, iklim, agama serta kepercayaan dan perkembangan ilmu pengetahuan mereka, termasuk filsafat dan kebudayaannya.

Sementara jilid kedua, berisi sejarah Islam yang disusun berdasarkan urutan para khalifah, hingga tahun 259 H pada masa pemerintahan al-Mu'tamid. Diawali dengan kelahiran, riwayat hidup serta perang yang dilakukan oleh Rasulullah SAW, baru kemudian tentang para khalifah. Berkenan dengan metode penulisan jilid kedua ini, ia mengatakan,"Saya menulis kitab ini berdasarkan riwayat-riwayat para ilmuwan dan ahli hadis yang lalu, termasuk tulisan-tulisan para sejarawan yang berkaitan dengan as-siyar (riwayat hidup Nabi Muhammad SAW), al-akhbar wa at-tarikh (berita dan sejarah). Saya tidak berpretensi bahwa buku ini merupakan karya yang orisinal. Saya berusaha mengumpulkan makalah dan riwayat itu, meskipun sebenarnya karya-karya itu berbeda-beda dalam menyebutkan tahun dan peristiwanya."

Di samping dua buku tadi, al-Ya'qubi juga meninggalkan sebuah makalah yang merupakan penggalan lain dari Tarikh al-Ya'qubi yang diterbitkan oleh Matbaah an-Najaf al-Asyraf di Irak dan sebuah karya singkat berjudul Musyakalah an-Nass li Zamanihim (Kesamaan Manusia pada Masa Mereka). Buku yang satu ini--sudah diterbitkan kembali di Beirut--membahas bagaimana masyarakat berusaha mengikuti dan mencontoh kehidupan para penguasa, terutama tentang para khalifah Umayyah dan Abbasiyah.

Kitab al-Buldan bisa disebut sebagai kitab paling berharga dalam bentuk karya rihlah (pengembaraan) dan ilmu geografi. Di dalamnya dijelaskan pengembaraan yang dia lakukan dan tugas-tugas negara yang dia emban, yaitu pada masa dinasti Tahiriah di Khurasan dan dinasti Tulun di Mesir dan Suriah, di samping sejumlah informasi yang dikutipnya dari yang lain. Al-Ya'qubi menggunakan langgam sejarah sendiri tanpa mengikuti langgam sejarah sebelumnya. Ia juga berusaha mengembangkan pendekatan eksperimental dalam menulis.

Pengembaraan al-Ya'qubi ke Transoksania memberikan manfaat besar bagi generasi berikutnya. Misalnya, ia menyaksikan langsung bagaimana para khalifah Abbasiyah mengambil anak-anak berkebangsaan Turki dan Fergana di Turkistan, dan menuangkannya dalam buku al-Buldan. Ia berkata,"Ekspansi Islam sudah sampai ke negeri Transoksania. Para pegawai di sana mengirimkan hadiah-hadiah kepada khalifah, di antaranya dalam bentuk anak-anak berkebangsaan Turki dan Fergana. Pengambilan seperti itu semakin mudah pada masa al-Mu'tasim karena ibunya berasal dari sana. Pengambilan anak-anak itu mencapai jumlah ribuan, sebagian dibeli dan sebagian lagi dalam bentuk hadiah. Jumlah mereka terus bertambah banyak hingga mencapai 18 ribu, semuanya menetap di Baghdad. Penduduk Baghdad menjadi resah karena tingkah laku mereka yang buruk. Sehubungan dengan itu, al-Mu'tasim kemudian mendirikan sebuah kota di sebelah utara Baghdad untuk mereka, yaitu kota Samarra. Sebagian besar mereka kemudian dijadikan tentara."

Setiap kali, al-Ya'qubi menceritakan secara mendetil tentang negeri-negeri yang pernah dikunjunginya. Jalan-jalan digambarkan dengan sangat terperinci, begitu pula ladang-ladang gandum, perkebunan kurma, taman-taman dan sungai serta sumber-sumber air, sebagaimana ia menggambarkan corak masyarakatnya yang majmuk. ( yus/ensiklopedi islam )

Ref : republika.co.id

3. Al Khawarizmi

Sumber: Eramuslim, 22/8/2000 12:32 WIB
Dunia Islam benar-benar sebuah peradaban yang lengkap jika kita mau mempelajarinya. Dari obat-obatan sampai matematika ada di dalamnya, begitu juga para ahlinya. Jika dalam edisi kemarin eL-Ka menampilkan tokoh Islam klasik yang ahli di banyak bidang terutama kedokteran, kali ini giliran tokoh matematika yang akan memperkenalkan diri.

Di antara kita, banyak sekali yang mengenal dan mungkin pernah belajar satu teori matematika yang bernama Algoritma. Sebuah teori yang mempermudah manusia menghitung dalam jumlah besar dengan menggunakan sistem decimal. Jika kita pernah mempelajari, ada satu pertanyaan menarik, pernahkah kita tahu siapa yang pertama kali menemukan dan memperkenalkan rumus Algoritma? Tak lain dan tak bukan adalah orang-orang Islam.

Adalah Abu AbdullahMuhammad Ibn Musa Al Khawarizmi, seorang intelektual Islam yang lahir pada tahun 770 Masehi, di sebuah kota bernama Khawarizmi. Tak ada data yang pasti tentang tanggal dan kapan tepatnya Al Khawarizmi dilahirkan. Khawarizmi adalah sebuah kota kecil sederhana di pinggiran sungai Oxus, tepatnya di bagian selatan sungai itu. Sungai Oxus adalah satu sungai yang mengalir panjang dan membelah negara Uzbekistan.

Uzbekistan, adalah sebuah negara muslim yang besar sebelum tentara Rusia mengambil alih dan menggempur daerah itu pada tahun 1873. Ratusan tahun lebih Uzbekistan berada dalam tatanan pemerintahan Islam dengan penduduk mayoritas Islam yang hidup makmur dengan rahmat melimpah. Tapi rupanya, hal ini membuat orang-orang Rusia mulai melirik Uzbekistan menjadi satu di antara banyak negara jajahannya.

Itulah kenapa Al Khawarizmi dipanggil dengan sebutan Al Khawarizmi, untuk menunjukkan tempat awal dilahirkannya tokoh kita kali ini. Pada saat Al Khawarizmi masih kecil, kedua orang tuanya berimigran, pindah dari Uzbekistan menuju Baghdad, Irak. Saat itu Irak di bawah pemerintahan Khalifah Al Ma'mun yang memerintah sepanjang tahun 813 sampai 833.

Kelak di kota inilah lahir sebuah konsep matematika yang oleh orang Barat dan kita di sini sekarang, menyebutnya sebagai Algoritma. Entah bagaimana awalnya sampai menjadi Algoritma, tapi yang jelas ia berasal dari kata Al Khawarizmi. Mungkin orang-orang Barat dengan lidahnya terlalu sulit menyebutkan dengan fasih kata Al Khawarizmi sehingga menjadi Algoritma.

Al Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang pernah dilahirkan Islam dan disumbangkan pada peradaban dunia. Dan mungkin tak seratus tahun sekali akan lahir ke dunia orang-orang seperti dia. Meski namanya dikenal sebagai seorang ahli dalam bidang matematika, sebenarnya ia juga ahli dalam bidang yang lain. Al Khawarizmi juga seorang astronomi, ia juga seorang yang ahli dalam ilmu geografi dan segala seluk belum tentang tanah dan bumi.

Ini yang menarik dalam Islam, seorang tokoh yang ahli dan dikenal dalam satu bidang, selalu saja ahli pula dalam bidang yang lain. Ada kesimpulan yang bisa ditarik dari sini, bahwa Islam adalah sebuah tatanan menyeluruh yang tak terpisahkan. Belajar matematika tak lepas pula belajar astronomi. Belajar astronomi tak ketinggalan pula belajar tentang keindahan alam dan itu tak terlepas pula dari pelajaran tauhid. Bahwa kedahsyatan alam ini tercipta karena kebesaran Allah pada manusia dan semesta.

Al Khawarizmi selain terkenal dengan teori Algoritmanya, ia juga dikenal sebagai seorang yang membangun teori-teori matematika lain, di antaranya Aljabar. Salah satu kehebatan Al Khawarizmi adalah, ia tak hanya mengenali satu hal sebagai subyek saja, tapi ia juga mampu menyelesaikan masalah yang ada dalam subyek tersebut. Dunia benar-benar tak bisa lepas dari jasa-jasa orang-orang Islam.

Aljabar diambil dari kata depan judul buku yang dikarang oleh Al Khawarizmi, "Al Jabr wa Al Muqabilah". Dalam buku ini ia merumuskan dan menjelaskan secara detail table trigonometri yang biasa kita pelajari saat ini. Tak hanya itu, jika kita pelajari secara detail, buku ini ternyata mengenalkan teori-teori kalkulus dasar dengan gampang.

Selain karya-karyanya di bidang matematika, Al Khawarizmi juga melahirkan karya dalam bidang astronomi. Ia membuat tabel yang mengelompokkan ilmu perbintangan ini. Pada awal abad 12, karya-karya Al Khawarizmi diterjemahkan ke dalam bahasa lain, dan yang pertama kali adalah bahasa latin oleh Adelard of bath dan Gerard of Cremona. Kita-kita itu adalah, The Treatise of Arithmetic, Al Muqala fi Hisab Al Jabr wa Al Muqabilah.

Di banyak universitas di Eropa, buku-buku karya Al Khawarizmi masih menjadi acuan dan text book untuk mahasiswa di sana sampai pertengahan abad ke enam belas. Karya-karyanya, setelah di terjemahkan dalam bahasa Latin, kemudian menyusul bahasa-bahasa lain seperti bahasa-bahasa yang digunakan di Eropa dan terakhir diterjemahkan dalam bahasa Cina.

Dalam bidang astronomi pun, Al Khawarizmi menyumbangkan karya-karya besarnya yang tak terbatas. Begitu juga dalam bidang geografi, ia membuat koreksi-koreksi mendasar pada pemikiran filsuf Yunani tentang geografi. Dalam sejarah tercatat tujuh puluh orang yang ahli dalam bidang geografi bekerja di bawah koordinasi Al Khawarizmi. Grup ini kemudian melahirkan peta bumi yang kita kenal sebagai globe untuk pertama kali. Karya ini dikenal dunia pada tahun 830 masehi.

Sepuluh tahun kemudian, tahun 840, Al Khawarizmi meninggal dunia dengan warisannya khazanah dalam ilmu pengetahuan dunia. Kita yang masih hidup saat ini, tak bisa berbicara matematika tanpa menyebut nama Al Khawarizmi. Kita juga tak bisa bersenang-senang, tanpa mengucapkan terima kasih pada Al Khawarizmi saat mempermainkan bola dunia alias globe. Tapi yang lebih penting dari itu adalah, bagaimana caranya kita semua, mampu menjadi seperti dia. Menerangi dunia dan memberi pencerahan dengan Ilmu-ilmu Islam.
*petikan dari invisionfree.com

4. Abu Abdullah Al Bakri
Abū ʿUbayd ʿAbd Allāh ibn ʿAbd al-ʿAzīz ibn Muḥammad al-Bakrī (bahasa Arab: أبو عبيد عبدالله بن عبد العزيز بن محمد البكري‎, 1014–1094) adalah seorang ahli geografi dan sejarawan Muslim yang berketurunan Sepanyol-Arab. Beliau dilahirkan di Provinsi Huelva, merupakan anak kepada gabernor provinsi itu. Al-Bakri menghabiskan seluruh hidupnya di Sepanyol, menetap di Cordova, dan tidak pernah pergi menuju ke lokasi yang beliau tulis dan catatkan.

Al-Bakri menulis mengenai geografi Eropah, Amerika Utara, dan jazirah Arabia. Karya utamanya adalah Kitāb al-Masālik wa-al-Mamālik ("Book of Highways and of Kingdoms") dan Mu'jam. Karya yang pertama disebutkan dibuat pada tahun 1068, didasarkanpada literatur dan laporan pedagang dan pengunjung, termasuk Yusuf al-Warraq dan Abraham ben Jacob. Karyanya dikenali untuk tujuan objektiviti relatif yang telah disebutkan. Untuk setiap daerah, beliau telah menjelaskan tentang keadaan demografi penduduk, pekerjaan yang biasa dilakukan, geografi, iklim, dan kota utama. Informasi itu juga mengandungi maklumat geografi berkenaan Semenanjung Arab, dan di ensiklopedia dimana ia menulisnya. [1] Ia juga memaparkan berbagai anekdot mengenai setiap daerah. Sayangnya, banyak bahagian dari karya utamanya telah hilang.

Kawah Al-Bakri di Bulan telah dinamai dengan namanya sebagai suatu penghormatan buat dirinya.

5.

Sunday, May 2, 2010

Happy Teachers' Day 2010


Panitia Geografi SMKT mengucapkan selamat menyambut Hari Guru 2010 kepada semua warga guru seluruh Malaysia.